Ini Sejarah Bir Pletok dan Manfaatnya

Sejarah dan manfaat bir pletok

Bagi masyarakat Betawi asli ataupun pendatang yang sudah lama tinggal di Jakarta, pasti sudah sering mendengar nama bir pletok. Wajar saja, karena minuman ini sangat digemari tidak hanya oleh warga asli Jakarta saja, tetapi juga warga daerah lain. Bahkan, boleh jadi Anda akan menemukan minuman ini di antara menu yang disajikan sederet Hotel Bintang 5 di Jakarta.

Untuk Anda yang belum mmengetahuinya, bir pletok adalah minuman asli dari Jakarta yang memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan. Meskipun dinamakan bir, tetapi minuman ini sama sekali tidak mengandung alkohol sehingga aman untuk dikonsumsi.

Hmm, mungkin Anda penasaran, mengapa ya minuman ini dinamakan bir pletok padahal tidak mengandung alkohol? Untuk mengetahui alasannya, tidak mudah. Sebab, ada banyak versi mengenai alasan penamaan bir pletok ini. Namun, banyak yang bilang minuman ini dibuat untuk menyaingi minuman beralkohol (bir sesungguhnya) yang dikonsumsi oleh warga Belanda saat menduduki Jakarta terdahulu. Itulah sebabnya, bir pletok yang asli memiliki warna yang sangat menyerupai bir sungguhan. Sementara itu, nama pletok sendiri diambil berdasarkan suara yang keluar saat proses pembuatannya. Aslinya, bir ini akan diolah dalam sebuah bambu yang akan ditambahkan es batu dan dikocok. Pada proses inilah, akan terdengar suara pletok saat es batu membentur dinding bambu.

Selain ditujukan untuk menyaingi bir beralkohol yang dibawa dan dikonsumsi oleh Belanda, bir pletok juga bermanfaat sebagai minuman yang menyehatkan. Sebab, minuman ini dibuat dari anekan rempah-rempahan yang baik untuk tubuh. Seperti jahe, pala, daun sereh, dan berbagai rempah lainnya. Berikut ini, adalah beberapa manfaat yang bisa Anda peroleh dengan mengonsumsi minuman ini, antara lain:

  1. Menghangatkan tubuh
  2. Meredakan nyeri lambung
  3. Meredakan nyeri sendi
  4. Mengatasi masuk angin
  5. Meredakan kram
  6. Meningkatkan stamina

Sayangnya, seiring dengan meredupnya rasa ingin tahu masyarakat akan budaya tradisional, keberadaan bir pletok seakan hilang ditelan zaman. Meski demikian, masih ada segelintir warga di Setu Babakan yang terus melestarikan minuman khas betawi ini. Selain itu, Anda juga bisa membelinya saat ada festival betawi yang terkadang diadakan. Mengenai rasa dan tampilannya, bisa dikatakan minuman ini saat ini dibuat menyesuaikan dengan selera pembuatnya. Jadi, jangan heran jika mungkin Anda menemukan minuman ini dengan rasa atau warna yang sedikit berbeda karena adanya perbedaan komposisi rempah yang digunakan.

You may also like

Leave a Reply