Bendungan Bili Bili, Bendungan Terbesar di Sulawesi

Kian hari, daya tarik Makassar sebagai tujuan destinasi wisata andalan di Indonesia semakin besar. Salah satu faktor penyumbang kemajuan pariwisata Makassar adalah fasilitas kotanya yang memanjakan para wisatawan – mulai dari ketersediaan hotel berbintang di Makassar, hotel budget, hingga lokasi-lokasi wisata menarik.

Sebenarnya, tidak semua tempat wisata yang ada adalah sebuah tempat yang baru dibangun. Beberapa tempat wisata sebenarnya sudah lama berdiri, hanya saja baru mulai terkenal dan dijadikan lokasi wisata beberapa tahun belakangan. Salah satunya yaitu Bendungan Bili Bili yang berada di Kabupaten Gowa.

Rencana pembangunan bendungan tersebut mulai dibangun pada tahun 1978 pada masa kepresidenan Soeharto, dan dilatar belakangi banjir besar di Makassar pada tahun 1976 yang menyebabkan hampir 2/3 kota Makassar tergenang. Banjir besar yang terjadi saat itu akhirnya memaksa pemerintah harus membuat sebuah bendungan sebagai  pengendalian air. Meskipunsangat bermanfaat, pembangunan bendungan ini tetap saja mengalami banyak kendala, khususnya terkait pembebasan lahan.

Masyarakat menolak pembangunan bendungan tersebut karena dianggap akan menenggelamkan kampung mereka. Kondisi tersebut membuat pemerintah harus bekerja keras melakukan berbagai sosialisasi mengenai manfaat bendungan tersebut. Hingga akhirnya usaha tersebut membuahkan hasil dan konstruksi waduk mulai dikerjakan sejak tahun 1991. Untuk proses pembangunan bendungan dengan waduk seluas 40.428 hektare ini, membutuhkan dana sekitar 780 miliar rupiah yang didapatkan dari pinjaman luar negeri, dan bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Bendungan ini baru selesai dibangun pada tahun 1998 dan diresmikan pada tahun 1999 oleh Presiden pada masa itu yaitu Megawati Soekarnoputri.

Sejak dibangunnya hingga saat ini, bendungan ini menjadi sumber air untuk irigasi sawah dan juga sumber air baku untuk PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) di Gowa dan Makassar. Sayangnya, pada saat musim hujan, air waduk ini akan terkena longsoran dari Gunung Bawakaraeng dan membuatnya menjadi keruh. Akibatnya, warga Gowa tidak bisa mendapatkan air bersih karena seringkali Instalasi Penjernihan Air (IPA) yang dimiliki PDAM tidak mampu menjernihkan air yang terlalu keruh tersebut. Selain sebagai sumber air, bendungan ini juga aktif sebagai salah satu kawasan wisata. Banyak wisatawan yang datang ke bendungan ini hanyak untuk berfoto dan menikmati pemandangan, berupa luasnya waduk yang ada di bendungan ini.

You may also like

Leave a Reply