Siapa sih orang tua yang tidak suka ketika melihat anaknya pintar? Semua orang tua pasti merasa bangga. Apalagi ketika sang buah hati sudah pandai berbahasa asing sebelum memasuki usia primary school. Terlebih dengan pujian yang pasti diterima anak ketika menunjukkan kemampuannya, pasti baik orang tua maupun anak akan merasa senang. Memang memiliki anak yang pintar sangat membanggakan dan membahagiakan. Namun, jangan sampai keinginan ini membuat Anda memaksanya terus belajar karena dapat memberi dampak buruk, di antaranya:
-
Merasa tertekan
Siapa sih yang suka dipaksa melakukan suatu hal terus menerus? Termasuk juga belajar. Memang, belajar penting untuk masa depan anak, tetapi jika anak dipaksa terus belajar maka anak bisa merasa tertekan. Hal ini sangat tidak baik bagi kesehatan psikologisnya karena anak bisa mengalami stres hingga depresi dan justru semakin membenci belajar.
-
Mudah sakit
Kesehatan psikologis secara otomatis dapat memengaruhi kesehatan fisik seseorang. Ketika anak mengalami stres akibat dipaksa belajar, maka anak bisa menunjukkan gejala penyakit fisik. Seperti sakit kepala, mual, hingga muntah. Jika hal ini terus berlanjut maka bisa menyebabkan masalah kesehatan fisik yang lebih serius lagi.
-
Menurunnya prestasi
Banyak yang mengira bahwa semakin banyak belajar maka prestasi anak akan semakin meningkat. Namun sebenarnya, kemampuan akademis serta minat dan bakat setiap anak bisa berbeda. Memaksakan anak untuk mempelajari sesuatu yang di luar batas kemampuannya justru bisa membuatnya kesulitan dalam mencerna yang dipelajarinya hingga berdampak pada
menurunnya prestasi.
-
Memberontak
Ada beberapa cara anak memberontak, antara lain langsung melawan orang tuanya atau bersikap baik di depan orang tua namun berbeda saat berada di luar. Apapun cara memberontak yang dilakukan anak, dampaknya tetaplah tidak baik. Dan biasanya, pemberontakan ini terjadi akibat anak tidak merasa puas terhadap orang tuanya, salah satunya jika orang tua terus memaksanya belajar.
-
Membenci orang tuanya
Tidak hanya memberontak dengan melawan orang tuanya saja, anak juga bisa membenci orang tuanya ketika terus dipaksa belajar. Jika hal ini sampai terjadi, maka anak tidak akan lagi menghargai keberadaan orang tuanya dan apapun yang dilakukan orang tuanya tidak akan lagi dianggap baik oleh anak.
Menciptakan raasa “suka belajar” pada anak memang bukan hal yang mudah, terutama ketika anak lebih suka bermain dibandingkan belajar. Meskipun begitu, bukan berarti hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Anda bisa mulai mengenalkan pentingnya belajar pada anak sejak dini sambil mengajaknya bermain. Setelah semakin dewasa, barulah Anda secara perlahan memberinya pengertian mengenai
pentingnya belajar.