Biaya Operasional Mobil Listrik Vs. Bensin, Lebih Hemat Mana? Ini Penjelasannya!

Mobil listrik, termasuk mobil minibus listrik, kini mulai dipandang sebagai solusi transportasi masa depan yang akan menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil atau Internal Combustion Engine (ICE). Dua keunggulan utama terus disuarakan oleh para produsen dan pemerintah. Pertama, mobil listrik tidak menghasilkan emisi, sehingga lebih ramah lingkungan. Kedua, biaya penggunaannya dinilai jauh lebih ekonomis dibandingkan mobil konvensional.

Jika dilihat dari sisi operasional, mobil listrik menggunakan energi listrik yang diisi ulang melalui proses charging. Sementara mobil berbahan bakar minyak (BBM) masih mengandalkan bensin atau solar yang harganya fluktuatif. Tapi, benarkah mobil listrik memang lebih hemat secara keseluruhan?

Mari kita bahas beberapa aspek penting berikut ini:

1. Biaya Energi Listrik vs Bensin

Dari segi konsumsi energi, perbedaannya cukup mencolok. Untuk mengisi penuh baterai mobil listrik berkapasitas 45 kWh, kamu hanya perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp70 ribu. Energi ini cukup untuk menempuh jarak hingga 300 km, artinya biaya per kilometer hanya sekitar Rp233.

Bandingkan dengan mobil bensin yang rata-rata menghabiskan 1 liter untuk 12 km. Jika harga bensin (Pertalite) Rp10 ribu/liter, maka biaya per kilometernya bisa mencapai Rp833. Dari hitungan ini, bisa disimpulkan bahwa mobil listrik tiga kali lebih hemat dalam hal biaya bahan bakar.

2. Harga Kendaraan di Pasaran

Dari segi harga beli, mobil listrik memang masih tergolong lebih mahal. Di Indonesia, harga mobil listrik dimulai dari kisaran Rp250 jutaan, sedangkan mobil bensin masih bisa didapatkan mulai dari Rp100 juta. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan utama banyak orang sebelum beralih ke kendaraan listrik.

Namun, mahalnya harga awal bisa “terbayar” dengan penghematan jangka panjang yang akan dibahas lebih lanjut di poin-poin berikutnya.

3. Biaya Perawatan Berkala

Salah satu keuntungan besar dari mobil listrik adalah minimnya kebutuhan perawatan. Tanpa mesin pembakaran internal, mobil listrik tidak memerlukan penggantian oli, busi, atau filter bensin. Perawatan berkala pun jauh lebih sederhana dan efisien.

Sebaliknya, mobil bensin memiliki banyak komponen mekanik yang perlu perhatian khusus, seperti sistem pendingin, oli mesin, dan sistem pembakaran. Biaya servis tahunan untuk mobil bensin bisa berkisar antara Rp6 juta hingga Rp8 juta, sedangkan mobil listrik hanya sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta.

Jika dihitung selama 5 tahun, total biaya servis mobil listrik bisa berada di kisaran Rp8–12 juta, sementara mobil bensin bisa mencapai Rp20–30 juta. Selisihnya cukup signifikan, bukan?

4. Pajak Tahunan dan Insentif Pemerintah

Pajak tahunan juga menjadi faktor yang perlu diperhitungkan. Mobil berbahan bakar bensin umumnya dikenakan pajak sekitar Rp3–3,5 juta per tahun, tergantung tipe dan kapasitas mesin.

Sementara itu, mobil listrik saat ini mendapat berbagai insentif dari pemerintah, termasuk potongan atau bahkan pembebasan pajak daerah. Artinya, dalam 5 tahun, kamu bisa menghemat hingga Rp20 juta hanya dari pajak.

Jadi, Mana yang Lebih Irit?

Misalkan kamu menggunakan mobil setiap hari untuk perjalanan sejauh 50 km, maka biaya operasional per tahun akan terlihat seperti ini:

  • Mobil bensin:
    • Bahan bakar: sekitar Rp10 juta
    • Servis & perawatan: Rp6–8 juta
    • Pajak: Rp3–3,5 juta
    • Total: Rp16–21,5 juta per tahun
  • Mobil listrik:
    • Charging listrik: sekitar Rp2,5 juta
    • Servis & perawatan: Rp3–4 juta
    • Pajak: Minim atau bahkan gratis (tergantung daerah)
    • Total: Rp5–6 juta per tahun

Artinya, kamu bisa menghemat antara Rp10–15 juta setiap tahun hanya dari operasional dan perawatan. Dalam jangka 5 tahun, potensi penghematan bisa mencapai Rp50–75 juta. Ini bisa menutupi selisih harga awal pembelian mobil listrik yang lebih tinggi. Jadi baik membeli mobil minibus listrik atau mobil listrik kecil, kamu bisa lebih berhemat.

You may also like

Leave a Reply