Siapa sih yang tidak suka nonton film? Apalagi, nonton film memiliki banyak manfaat yang tidak hanya sekedar hiburan semanata. Maka, kemajuan industri perfilman di Indonesia yang semakin berkembang tentunya menjadi sesuatu yang membanggakan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya film Indonesia yang berhasil menembus daftar Box Office Indonesia. Tentu, kebangkitan film ini tidak dicapai begitu saja; ada kerja keras orang-orang di balik layar yang berjuang untuk menghasilkan film berkualitas. Berikut di antaranya adalah tokoh pelopor kebangkitan film Indonesia.
- Mira Lesmana. Mira Lesmanawati atau yang dikenal sebagai Mira Lesmana merupakan seorang produser film yang menghidupkan kembali industri perfilman pada tahun 2000-an. Ia mulai mendirikan Miles Productions di tahun 1996 dan memproduksi film yang sukses di kancah layar lebar Indonesia seperti Petualangan Sherina (2000), Ada Apa Dengan Cinta? (2002), Gie (2005), Garasi (2006), dan juga Laskar Pelangi (2008). Dalam memproduksi karya-karya, Mira Lesmana tidak bekerja seorang diri; ia kerap bekerja sama dengan sutradara kawakan yang juga sahabat akrabnya, yakni Riri Riza.
- Joko Anwar. Tidak lengkap rasanya jika membicarakan masalah film tanpa menyebut nama Joko Anwar. Dikenal sebagai sutradara yang senang membuat terobosan baru, karya-karya Joko memang patut diperhitungkan. Joko Anwar mengawali kariernya sebagai seorang jurnalis di The Jakarta Post sebelum akhirnya bergabung dengan Nia Dinata untuk menggarap film yang berjudul Arisan! pada tahun 2003. Tak lam berselang, ia pun menyutradarai film pertamanya yang berjudul Janji Joni pada tahun 2005. Film ini dibuat berdasarkan scenario yang ditulisnya di bangku kuliah pada tahun 1998. Sejak saat itu, karir perfilman Joko pun terus meningkat, dimulai dengan film Kala (2007) yang ditulis dan disutradarai sendiri olehnya. Kala menjadi film noir pertama di Indonesia yang sukses menuai pujian dari kritikus film internasional. Beberapa film karya Joko lainnya yang eksperimental adalah Pintu Terlarang (2009) dan Modus Anomali (2012).
- Riri Riza. Mohammad Rivai Riza atau yang lebih dikenal dengan nama Riri Riza merupakan seorang sutradara, penulis scenario, dan juga produser film yang cukup ternama di Indonesia. Riri Riza memulai debutnya sebagai sutradara pada tahun 1998 melalui film Sepanjang karir perfilmannya, ia kerap berkolaborasi dengan sahabatnya, seorang produser ternama bernama Mira Lesmana. Riri Riza pun sudah beberapa kali menerima penghargaan atas sepak terjangnya di dunia film, mulai dari Sutradara Terbaik FFI 2005, Sutradara Terpuji Festival Film Bandung 2008, hingga Sutradara Terbaik (Asian Film Festival 2013). Film-film garapannya yang populer dan dicintai oleh masyarakat Indonesia di antaranya adalah Petualangan Sherina (2000), Gie (2005), Laskar Pelangi (2008), dan Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016).
- Hanung Bramantyo. Meski tergolong baru, namun nama Hanung Bramantyo tidak boleh disepelekan begitu saja. Hanung memulai karirnya dengan film Brownies yang sukses menyabet Piala Citra untuk film layar lebar dan juga terpilih sebagai Sutradara Terbaik untuk film yang sama. Beberapa karyanya yang terkenal adalah Jomblo (2006), Ayat-Ayat Cinta (2006), Get Married (2007) dan Get Married 2 (2009), Perahu Kertas (2012), dan Rudy Habibie (2016). Hanung sempat menjadi kontroversi melalui film-film besutannya seperti Perempuan Berkalung Sorban dan Tanda Tanya (?) yang menyinggung soal agama. Namun tak bisa disangkal, melalui film-film tersebut Hanung telah membuat terobosan dalam industri film Indonesia.
Itu dia beberapa pelopor yang membawa angin baru di dunia perfilman Indonesia. Bagaimana menurut kamu? Coba share your thoughts, dong!