Ke Bali tidak akan lengkap rasanya jika belum menonton pertunjukkan tari kecak. Bahkan, hampir semua paket liburan ke Bali menyertakan kegiatan menonton tarian ini dalam itinerary mereka.
Sementara untuk Anda yang datang ke Bali tanpa menggunakan tour travel juga tidak perlu khawatir, karena ada banyak sekali tempat untuk menonton pertunjukkan ini.
Apalagi beberapa hotel di Bali juga menyediakan pertunjukkan ini untuk tamunya dengan membayar tiket khusus. Setidaknya, tamunya yang tidak sempat pergi ke mana-mana tetap bisa menyaksikan tarian yang sudah sangat terkenal hingga ke mancanegara ini.
Namun meskipun Anda sudah sering mendengar tarian ini atau bahkan sudah menontonnya, tahukah Anda bagaimana sejarah terciptanya tarian ini? Hmm, mungkin masih banyak yang belum mengetahuinya. Nah, jika Anda penasaran, berikut ini adalah sejarah dari tarian yang sangat sakral ini.
Tari kecak merupakan tarian yang diciptakan sekitar tahun 1930 oleh seorang seniman Bali bernama Wayan Limbak. Bersama dengan sahabatnya yang merupakan seorang pelukis dari Jerman, beliau memperkenalkan tarian ini tidak hanya di dalaman negeri saja, tetapi juga ke luar negeri. Asal mula nama tarian kecak sendiri karena kata-kata yang diucapkan oleh para penari selama pertunjukkan berlangsung, yaitu “cak cak cak” yang terus diucapkan berulang-ulang.
Awal mula kemunculan ide tari kecak diawali dari sebuah tarian adat pemujaan yaitu tari Shangyang. Tarian tersebut merupakan tarian tradisional di Bali untuk menolak bala ataupun mengusir wabah penyakit. Itulah sebabnya, terkadang ada juga yang menyebut tari kecak dengan nama tari Shangyang. Namun untuk tarian adat, biasanya akan ada penari yang kemasukan roh. Masyarakat percaya bahwa penari tersebut merupakan jembatan untuk berkomunikaasi dengan para leluhur yang telah disucikan. Tanda bahwa seorang penari sudah mulai kerasukan adalah penari tersebut akan melakukan tindakan yang biasanya tidak bisa dilakukan dalam kondisi normal.
Untuk memberikan nilai lebih serta menambah ketertarikan para wisatawan dalam menyaksikan tarian ini, maka akan ada kisah Ramashinta di dalamnya. Inilah yang membuatnya semakin istimewa dan tidak bosan untuk ditonton. (Vita)