Inovasi 3 Maskapai Internasional semasa Pandemi

Semua tahu jika industri penerbangan merupakan salah satu sektor bisnis yang terkena dampak terparah karena pandemi COVID-19. Setengah tahun sudah sebagian besar maskapai internasional memarkirkan armada-armada pesawatnya di taxiway, runway, sampai storage plane di seluruh penjuru dunia. Bersamaan dengan itu, mereka juga terpaksa merumahkan ribuan pekerja darat maupun kabinnya karena minimnya pelanggan. Tak ayal, pada September lalu, beberapa maskapai internasional menciptakan inovasi supaya dapat bertahan di tengah badai krisis ini.

Maspakai mana sajakah itu dan seperti apakah inovasi mereka? Yuk, cari tahu jawabannya!

  1. Thai Airways

Mengutip laman Business Traveller, maskapai asal Negeri Gajah Putih ini membuka restoran dengan konsep seperti kabin pesawat-pesawatnya untuk memuaskan keinginan penumpang-penumpangnya yang rindu terbang. Berlokasi di Bangkok, pengunjung bisa merasakan sensasi layaknya in-flight dining atau makan selagi dalam penerbangan seperti di kabin pesawat Thai Airways.

Kursi-kursi empuk pesawat dengan warna ungu, jingga, dan magenta, juga karpet ungu khas kabin Thai Airways menghiasi interior restoran. Bukan cuma itu, pramusaji juga mengenakan pakaian lengkap kru kabin Thai Airways. Tamu-tamu pun akan mendapat suvenir berupa boarding pass usai makan di restoran ini. Tempat makan ini buka setiap Rabu hingga Jumat mulai 7 pagi dengan berbagai menu masakan. Menu makanan internasional tersedia antara pukul 9 pagi sampai 2 siang.

  1. Qantas

Rindu terbang dengan pesawat tentu bisa terobati jika benar-benar mengudara. Inilah inovasi cukup ekstrem yang diciptakan oleh maskapai asal Negara Kangguru, Qantas, ini. Berkonsep flight to nowhere, penerbangan ini menawarkan pengalaman mengudara mengelilingi Australia selama 7 jam penuh—dari Sydney menuju Sydney.

Ya, betul. Penerbangan ini bukan bertujuan untuk mengantarkan penumpang dari satu titik ke titik lain, namun lebih kepada mengantarkan penumpang mengudara—tanpa memedulikan tujuannya. Penerbangan yang akan berlangsung pada 10 Oktober ini akan berputar di atas dataran Queensland, lalu ke Gold Coast, dan tak ketinggalan beberapa spot penting Australia: Sydney Harbour, Great Barrier Reef, Uluru, sampai Bondi Beach.

Menurut berita di CNN, bahkan, penjualan tiket untuk 134 kursi project ini ludes dalam 10 menit saja. Nantinya, penerbangan ini akan menggunakan armada Boeing 787 Dreamliner dengan nomor penerbangan QF787.

  1. Singapore Airlines (SIA)

Maskapai nasional sekaligus terbesar milik Singapura ini memilih untuk menanggalkan ide flight to nowhere seperti yang ditawarkan oleh Qantas. Dikutip dari portal berita Today Online, maskapai ini memilih untuk membuka restoran pada armada Airbus A380-nya serta tur fasilitas dan pelatihan di bandara.

Menurut artikel tersebut, mulai 5 Oktober nanti siapa pun bisa memesan tiket untuk makan malam di dalam Airbus 380 Singapore Airlines yang diparkir di Bandara Changi. Adapun paket yang disediakan adalah: SIA’s First Class dan Business Class, yang mana keduanya menyajikan sarana, prasarana, serta pengalaman layaknya makan saat terbang di kelas pertama dan bisnis.

Selain itu, SIA juga berencana untuk membuka tur fasilitas dan pelatihan mereka untuk publik, saat masa libur sekolah November nanti selama 2 bulan. Tamu bisa mengunjungi lokasi pelatihan kru-kru SIA, termasuk tempat simulator penerbangan, bengkel armada, sampai mencicipi anggur.

Adakah inovasi yang buat kamu tertarik untuk coba? (AP)

You may also like

Leave a Reply